Rahim Pengganti

Bab 126 "Tuhan Yang Mengatur Segalanya"



Bab 126 "Tuhan Yang Mengatur Segalanya"

0Bab 126     

Tuhan Yang Mengatur Segalanya     

Melihat kondisi emosional Della yang tidak baik, suster tersebut meminta untuk mengajak Della pergi. Namun, wanita itu menolak, Della masih harus meminta maaf dengan semua orang di sana. Bunda Iren yang sejak tadi berada di balik lemari mendekat dan memeluk anaknya itu. Tangisan Della kembali pecah saat melihat di sana ada seorang wanita yang sudah merawat nya juga dirinya sakiti dengan semua keegoisan yang ada.     

"Bund," panggilnya.     

"Stt, sudah tidak boleh bicara lagi ya. Bunda sudah memaafkan semuanya, kamu tetap anak bunda. Kamu tetap kesayangan kita semuanya Della anak bunda," balas Bunda Iren. Mendengar hal itu semakin, membuat Della menyesal dengan apa yang sudah dirinya lakukan saat ini. Sungguh jika dirinya bisa memutar waktu, Della tidak mau melakukan semuanya yang membuatnya rugi seperti saat ini.     

Cukup lama kedua wanita itu saling memeluk, Siska yang tidak suka akan Della akhirnya tersentuh dengan apa yang terjadi pada wanita itu. Carissa yang mengerti perasaan Siska memeluk adik ipar nya itu, berbeda dengan Bian yang menatap wanita yang sudah menghancurkan semua harapan nya itu dengan tatapan datar.     

Hati Bian sudah mati, pria itu sudah tidak mau melihat Della lagi tapi mau tidak mau karena wanita itu sudah sekarat dengan sangat terpaksa Bian membiarkan drama ini terjadi.     

Della juga menanyakan di mana keberadaan Mama Ratih, setelah di jelas kan semua nya wanita itu kembali meneteskan air mata nya.     

"Kenapa Mama cepat pergi, aku belum sempat meminta maaf dengannya bunda. Mama pasti sangat marah dengan apa yang sudah aku lakukan. Bunda maafkan aku maaf sudah membuat kalian semua menderita," ucap Della lagi. Carissa yang tidak tega dengan kondisi wanita itu segera mendekati Della.     

"Sudah jangan seperti ini. Aku yakin mama sudah memaafkan kamu," ujar Carissa. Della yang mendengar hal itu melepaskan pelukannya dari bunda Iren dan menatap penuh penyesalan di hadapan Carissa. Wanita yang sudah dirinya sakiti, wanita yang dengan sangat baiknya ini. Sungguh rasanya Della ingin hidup lebih lama supaya bisa menebus semua kesalahan yang dirinya lakukan kepada semua orang.     

***     

Sore harinya setelah, Della pulang dari rumah mereka. Carissa terdiam di dalam kamar, wanita berhati lembut itu sangat tidak bersemangat karena melihat kondisi sang sahabat seperti itu. Sedih, hancur semua jadi satu. Meskipun dulu Della juga pernah menyakiti diri nya namun, Carissa tidak dendam. Wanita itu jadi merasa bahwa diri nya gagal menjadi teman yang baik.     

Ceklek     

Pintu kamar Carissa terbuka. Bian yang melihat sang istri, terdiam di dalam kamar hanya bisa menghembuskan nafas nya berat melihat sang istri seperti itu. Rasa nya Bian ingin melarang, semua orang yang berkaitan dengan Della untuk datang ke rumah ini.     

Bukan Bian tidak peduli, tapi melihat istrinya yang seperti ini membuat pria itu sangat kesal. Bian tidak suka ada air mata yang mengalir dari sudut mata istri nya. Hal itu membuat dia sedih, marah, dan kesal.     

"Mau sampai kapan kamu sedih? Apa dengan kamu bersedih seperti ini, semua penyakit dia akan sembuh?" tanya Bian dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, pria itu sangat tidak suka dengan sikap sang istri yang begitu baik.     

"Kenapa kau bicara seperti itu Mas. Della itu sedang sakit, wajar jika aku bersikap seperti ini. Dia sakit parah Mas," jawab Carissa. Wanita itu Tidka menyangka jika suami nya bisa berkata demi kian. Bian berdecak kesal, jika sudah seperti ini diri nya harus mengalah, karena mereka pasti akan kembali bertengkar dan hal itu tidak diinginkan oleh Bian.     

"Mas tahu kalau dia sedang sakit parah, tapi kamu juga jangan bersedih berlebihan seperti ini. Ingat kalau kamu sedih, bukan hanya kamu yang merasakan tapi Melody dan Ryu juga. Dari tadi anak gadis kamu itu tidak mau makan, Ryu juga rewel. Mas bukan nya melarang, jadi tolong perhatikan sekitar juga. Bukan cuma kamu tapi mungkin seluruh orang yang mengenal Della akan bersikap seperti itu kalau melihat Della sudah tidak berdaya lagi. Tapi kita juga tidak seharus nya bersedih, kita juga harus memberikan semangat supaya dia juga bangkit," ucap Bian. Carissa terdiam, wanita itu tidak berpikir sejauh itu sehingga diri nya hampir saja membuat orang lain menderita.     

"Mas … maaf … maafkan aku … aku gak bermaksud seperti ini," ucap Carissa. Bian menarik nafas nya lalu, membawa sang istri masuk ke dalam pelukannya. Kedua nya saling memeluk satu dengan lainnya, Bian mengerti dirinya ingin egois tapi tidak bisa karena apa? Karena dirinya manusia yang harus peduli dengan sekitar.     

"Sudah sekarang kamu mandi ganti pakaian terus ke bawa. Kasihan Ryu rewel sejak tadi, sama Melody juga tidak mau makan. Mas tunggu kamu di bawa ya," ucap Bian. Carissa menganggukkan kepalanya, setelah itu diri nya masuk ke dalam kamar mandi sedang kan Bian keluar. Namun, sebelum itu mata Bian tidak sengaja menatap ke arah foto seorang wanita cantik.     

Bian tersenyum, itu adalah foto Carissa yang dia ambil secara diam diak saat masih sekolah. Apa yang diucapkan oleh Della saat itu benar, bahkan memang seharusnya Carissa yang bersama dengan diri nya sejak awal. Namun, karena sikap licik Della saat itu membuat Bian melupakan gadis manis yang selalu menggunakan bandana berwarna pink.     

"Cantik," ucapnya. Lalu Bian duduk di sana, pria itu kembali mengingat bagaimana dirinya begitu mengagumi Carissa. Hingga tanpa disadari, Carissa sudah keluar dari dalam kamar mandi.     

Carissa terdiam di depan pintu, menatap heran suami nya yang terduduk di sana dengan raut wajah yang tersenyum cerah. Melihat hal itu membuat Carissa melangkahkan kakinya dengan pelan, hingga wanita itu sampai tepat di depan sang suami. Bian yang melihat Carissa ada di depan sana mendongakkan kepalanya.     

"Mas Bian kenapa senyum senyum sendiri," ucap Carissa. Mendengar jawaban itu membuat, Bian kelabakan dan mulai menyembunyikan foto tersebut namun, gagal karena Carissa lebih dulu mengambil foto yang ada di dalam genggaman sang suami.     

"Gak usah di sembunyikan lagi Mas. Aku udah lihat nya kok, kamu kok bisa dapat foto ini dari mana?" tanya Caca, wanita itu sudah duduk di samping sang suami.     

"Aku dulu imut banget ya Mas. Aku sampai gak nyangka, bisa ada fans sejak dulu. Kamu harusnya ambil fotonya dekatan dikit Mas, jadi bisa lebih pas gitu," ucap Carissa. Mendengar hal itu membuat Bian menatap sang istri, Bian mengira istrinya itu akan marah jika tidak berkata jujur namun, kenyataan nya tidak Carissa seolah santai dengan semuanya hal yang terjadi.     

Bian masih diam di tempat nya, tidak berkomentar sedikit pun hal itu membuat Carissa bingung dengan sikap suaminya itu. Hingga sebuah pukulan kecil, membuat Bian mengerjap ke arah sang istri.     

"Apaan sih yang," ucap Bian.     

"Kamu yang apaan Mas. Diam diam, terus tadi senyum senyum kagak jelas." Bian hanya tersenyum kaku, melihat raut wajah sang istri yang cemberut.     

Ceklek     

Pintu kamar mereka berdua terbuka, di depan sana sudah ada Melody dengan boneka berwarna coklat itu. Anak gadis Bian dan Carissa masuk ke dalam dengan wajah yang cemberut. Hal itu membuat Carissa semakin tidak enak hati, karena mengabaikan sang anak demi hal yang seharus tidak berlebihan.     

"Bunda," rengek Melody. Carissa segera merentangkan tangannya, Melody segera mendekati sang bunda lalu duduk di dalam pangkuan Carissa. Anak kecil itu segera memeluk Bunda nya seolah takut akan kehilangan Caca.     

"Kakak kenapa sayang?" tanya Carissa dengan nada lembut sambil mengusap kepala sang anak begitu lembut.     

"Adek di bawa nangis terus bunda. Kakak bingung harus gimana, mau gendong gak boleh Oma bunda," ucap Melody. Mendengar hal itu semakin membuat, Carissa tidak enak hati nya. Wanita itu lalu meminta maaf kepada sang anak, Bian tersenyum melihat hal itu dan menatap ke arah sang istri. Pria itu memperhatikan bagaimana istri nya itu mulai memberikan penjelasan akan apa yang terjadi.     

Interaksi antara ibu dan anak itu selalu diperhatikan oleh, Bian dengan seksama sesekali Bian tersenyum mendengar apa yang di jelas kan oleh Carissa.     

Mereka bertiga, segera keluar dari dalam kamar, dari arah tangga bisa di lihat bunda Iren sedang mengendong Ryu Carissa segera mengambil sang anak ketika, melihat Ryu yang sudah cukup tenang di dalam gendongan bunda Iren.     

"Maafin aku ya Bund," ucap Carissa.     

"Gak apa apa. Udah sana kasih susu dulu sih adek, kasian sudah tertidur padahal belum minum susu," ujar bunda Iren. Carissa menganggukkan kepalanya, lalu mulai membawa Ryu ke arah ruang keluarga. Di ikuti oleh Bian dan juga Melody yang ada di gendongan ayah nya itu.     

Berbeda dengan Bian dan Carissa, Siska yang di jemput oleh Elang saat ini sedang pergi ke sebuah Mall. Kedua nya ingin membeli makanan yang saat ini sedang viral.     

"Mas ayo dong, nanti antrian nya panjang," ucap Siska kesal, sejak tadi Elang membawa mobil nya dengan sangat pelan. Padahal hari ini itu, Grand opening pembukaan makanan yang viral tersebut.     

"Sabar … sabar … sebentar lagi sampai," ucap Elang.     

Raut wajah Siska sudah, berubah menjadi kusut akibat mendengar ucapan Elang yang benar benar membuat Siska kesal.     

Dua puluh menit kemudian, mobil yang di kendarai oleh Elang sudah sampai di lobby Mall. Segera, Siska turun Elang hanya bisa menghembuskan nafas nya berat, tingkah laku Siska benar benar membuat Elang geleng geleng kepala.     

Elang langsung memarkirkan, mobil nya, setelah selesai pria itu lalu masuk ke dalam Mall. Elang sedikit kesulitan mencari keberadaan Siska, ponsel wanita itu ketinggalan di dalam dan saat ini ada di genggaman Elang sehingga sulit untuk Elang menghubunginya.     

"Astaga ini Siska kemana lagi, nggak mungkin kan, gue ke pusat informasi dan mengumumkan mencari dia," ucap Elang gusar. Pria itu sungguh sudah kesal mencari keberadaan Siska yang entah kemana. Saat Elang sudah pasrah dengan keberadaan wanita nya itu mata nya menatap ke arah seorang wanita yang berdiri di antrian panjang. Dengan segera Elang mendekati rombongan itu.     

"Dari tadi aku nyariin kamu. Ternyata di sini," ucap Elang. Siska lalu menoleh, wanita itu menampilkan raut wajah sangat bahagia saat melihat sudah ada Elang di sana.     

"Aku dapat seriesnya Mas. Jadi kita bisa beli 6 rasa sekaligus," ucap Siska dengan raut wajah bahagia. Wanita itu menjelaskan hal itu dengan sangat senang. Sedang Elang hanya bisa menatap wanita di depan nya dengan tatapan malas.     

Siska terus berbicara menjelaskan tentang makanan yang begitu viral ini, Elang hanya menjadi pendengar saja. Pria itu tidak tahu harus merespon seperti apa.     

Setelah hampir satu setengah jam, mereka berdua berdiri atau lebih tepatnya Elang yang berdiri dan mengantri di sana. Karena Siska sudah lelah, pria mana yang dengan tega nya membiarkan wanita nya kelelahan dan itu lah yang terjadi, Siska duduk tak jauh dari tempat Elang mengantri. Namun, selama menunggu Siska sudah di buat dongkol dan kesal dengan apa yang dilakukan oleh beberapa wanita yang ada di belakang Elang.     

Mereka dengan terang terangan menggoda Elang di depan mata Siska, Elang yang ingin membuat Siska marah dan kepala di urungkan karena Siska sudah lebih dulu memberikan tatapan yang begitu menyeramkan kepada dirinya.     

Keduanya lalu, berjalan ke sebuah tempat duduk yang sengaja di siap kan oleh pihak pengelola untuk para pasangan bersama sama. Siska memilih arah yang lebih, sudut supaya bisa menikmati martabak enam rasa di sana.     

Elang mendengus kesal saat tahu, apa yang diri nya beli dan mengantri hingga cukup lama.     

"Kenapa gak beli martabak di Abang Abang yang jual malam malam itu sih, perasaan sama aja."     

Gerutuan itu, sudah sejak tadi di dengar oleh Elang. Namun, Siska tidak menganggapnya wanita itu masih fokus dengan makanan yang saat ini dirinya makan. Siska bahkan tidak peduli dengan apa yang di lakukan oleh Elang.     

Lagu Taylor Swift yang berjudul Love Story' ikut di nyanyikan oleh Siska. Lagu yang menjadi favorit wanita itu saat ini     

We were both young when I first saw you     

I close my eyes and the flashback starts     

I'm standin' there     

On a balcony in summer air     

See the lights, see the party, the ball gowns     

See you make your way through the crowd     

And say, "Hello"     

Little did I know     

That you were Romeo, you were throwin' pebbles     

And my daddy said, "Stay away from Juliet"     

And I was cryin' on the staircase     

Beggin' you, "Please don't go, " and I said     

Romeo, take me somewhere we can be alone     

I'll be waiting, all there's left to do is run     

You'll be the prince and I'll be the princess     

It's a love story, baby, just say, "Yes"     

So I sneak out to the garden to see you     

We keep quiet, 'cause we're dead if they knew     

So close your eyes     

Escape this town for a little while, oh oh     

'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter     

And my daddy said, "Stay away from Juliet"     

But you were everything to me     

I was beggin' you, "Please don't go, " and I said     

Romeo, take me somewhere we can be alone     

I'll be waiting, all there's left to do is run     

You'll be the prince and I'll be the princess     

It's a love story, baby, just say, "Yes"     

Romeo, save me, they're tryna tell me how to feel     

This love is difficult, but it's real     

Don't be afraid, we'll make it out of this mess     

It's a love story, baby, just say, "Yes"     

Oh, oh     

I got tired of waiting     

Wonderin' if you were ever comin' around     

My faith in you was fading     

When I met you on the outskirts of town, and I said     

Romeo, save me, I've been feeling so alone     

I keep waiting for you, but you never come     

Is this in my head? I don't know what to think     

He knelt to the ground and pulled out a ring     

And said, "Marry me, Juliet     

You'll never have to be alone     

I love you and that's all I really know     

I talked to your dad, go pick out a white dress     

It's a love story, baby, just say, "Yes"     

Oh, oh, oh     

Oh, oh, oh, oh     

'Cause we were both young when I first saw you     

Is this in my head? I don't know what to think     

He knelt to the ground and pulled out a ring     

And said, "Marry me, Juliet     

You'll never have to be alone     

I love you and that's all I really know     

I talked to your dad, go pick out a white dress     

It's a love story, baby, just say, "Yes"     

Oh, oh, oh     

Oh, oh, oh, oh     

'Cause we were both young when I first saw you     

Elang tersenyum mendengar, Siska yang bersenandung ria dengan lagu yang begitu nyaman di dengar.     

***     

Sudah seminggu sejak pertemuan dengan Della, dan selama seminggu juga Carissa serta Bian selalu datang mengunjungi Della yang di pindahkan ke ruangan ICU bahkan untuk dikunjungi saja sudah tidak bisa. Di dalam sana, Della, hanya terbaring dengan sangat lemah. Bahkan untuk membuka mata nya saja tidak mungkin.     

Kanker yang di derita oleh Della sudah menjalar ke seluruh tubuh wanita itu. Para dokter sudah pasrah, pihak rutan juga sudah mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi harapan untuk Della kembali.     

Carissa duduk di depan ruangan, Della sambil berdoa meminta kelancaran kepada sang pencipta. Bian tak pernah lepas menggandeng tangan istri nyam Bian tahu saat ini Carissa sangat butuh dirinya melihat apa yang ada di mereka saat ini.     

Ceklek     

Pintu ruang rawat Della terbuka seorang suster datang menghampiri Carissa dan Bian. Kedua nya lalu berdiri dan menatap ke arah suster tersebut.     

"Permisi silahkan bapak dan ibu masuk. Pasien baru saja membuka mata nya dan meminta untuk bertemu dengan kalian," ucap suster tersebut. Carissa yang sudah sejak awal ingin bertemu dengan Della segera mengajak sang suami untuk masuk. Dengan menggunakan jubah rumah sakit, Carissa masuk lebih dulu lalu di susul oleh Bian.     

Di dalam sana, Della tersenyum ke arah mereka wanita itu berusaha untuk mengucapkan sesuatu hingga membuat Carissa datang mendekatinya.     

"Maafkan aku … maaf sudah pernah menyakiti kamu. Kamu adalah teman, saudara, dan keluarga yang paling aku sayangi. Berbahagialah, dengan selalu Carissa," ucap Della dengan nada bicara yang tertatih-tatih. Della lalu melirik ke arah Bian, entah apa yang membuat Bian mendekat padahal sebelumnya Bian tidak mau berada di dekat mantan istrinya itu.     

"Mas … Bian, maaf kan semua yang sudah aku … lakukan kepada kamu. Maaf belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu … maaf belum mampu membahagiakan kamu … dan maaf sudah menorehkan luka di hati kamu terlalu dalam. Bahagiakan Carissa terus, kalian pantas bersama, aku pamit pergi mas," ucap Della. Setelah mengatakan semuanya, Della menarik nafas nya panjang wanita itu lalu menghembuskan nafasnya berat. Dokter segera memberikan penanganan untuk Della.     

Sedangkan Carissa sudah menangis dalam pelukan suaminya, Bian juga ikut menangis pria itu bisa merasakan rasa tulus yang diberikan oleh Della. Ucapan yang begitu dalam keluar dari hatinya.     

"Aku sudah memaafkan kamu, berbahagialah kamu di sana. Di tempat yang paling indah di sisi Tuhan, dan di sini aku akan selalu membahagiakan istri serta anak anak aku," ucap Bian dalam hati.     

***     

Semua orang sudah berdiri di depan sebuah makam yang baru saja di hiasi dengan banyak bunga. Saat ini, Carissa dan Bunda Iren masih duduk dekat batu nisan yang bertuliskan nama Della. Nama yang begitu indah, nama seorang wanita kuat yang dengan berani meminta maaf dan menyesali semua hal yang sudah terjadi.     

Baru saja beberapa menit yang lalu, orang orang yang mengantarkan Della ke tempat peristirahatan terakhir nya pergi, dan hanya tinggal beberapa pihak rutan yang ada di saan bersama dengan keluarga besar Bian.     

Kehilangan, sudah pasti siapa yang tidak merasakan sebuah kehilangan saat ini. Della adalah orang yang baik, hanya saja keadaan yang membuat diri nya menjadi orang yang sulit di pahami.     

"Kita pulang?" ajak Bian. Carissa menganggukkan kepalanya, Carissa segera mengajak bunda Iren untuk pulang. Namun, langkah mereka terhenti ketika melihat Aiden dengan seragam tahanannya berlari menuju makam Della. Terlihat dengan jelas, pria itu sangat frustasi dan sedih akan kabar yang begitu membuat hati nya gundah.     

Aiden menangis di sana, melihat hal itu membuat Carissa dan Bunda Iren kembali meneteskan air mata nya, tangisan yang terdengar sangat begitu pilu.     

"Kenapa kamu meninggalkan aku Del. Kenapa kamu pergi, tanpa mengajak aku kenapa. Bukan kah kita sudah sepakat untuk membuka lembaran baru, memperbaiki semua hal yang sudah kita lakukan. Kenapa kamu pergi begitu saja, kenapa rasanya sangat sakit."     

Semua orang yang ada di sana, dapat merasakan bagaimana perasaan Aiden saat ini, pria itu begitu hancur. Wanita yang begitu dirinya cintai wanita yang sangat dirinya sayang pergi, pergi untuk selama nya. Pergi meninggalkan diri nya seorang diri, di dunia yang tidak adil ini.     

"Bahagia di sana. Tunggu aku, kita akan bertemu kembali. Aku sayang kamu Del, aku akan menjadi seorang yang lebih baik lagi. Aku akan melakukan semua yang kamu pesan, menjadi manusia yang berguna untuk semua nya."     

***     

Selama di perjalanan tidak banyak perbincangan yang dilakukan oleh mereka. Hanya kesunyian malam yang terasa, tidak seperti biasanya. Helaan nafas berulang kali terdengar baik dari Bian atau pun Carissa.     

Bian menatap ke depan sembari mengemudikan mobil nya sedangkan Carissa duduk di sampingnya. Kehilangan ini benar benar membuat semua orang bersedih, Della meninggal dan pergi untuk selamanya dengan sakit yang begitu parah, penyakit yang baru diketahui sejak enam bulan lalu.     

Pihak rutan juga memberitahukan banyak hal yang membuat Della berubah, dan karena hal itu juga membuat Aiden berusaha keluar dari tempat nya. Aiden ingin menghabiskan waktu nya bersama Della namun, hal itu tidak mampu lagi terjadi karena Tuhan sang pemilik alam semesta memiliki rencana lain.     

###     

Okei, selamat malam. Jadi nya update agak malam ya say, maaf. Selamat membaca dan terima kasih buat kalian semua, para pembaca hebat yang luar biasa. Sehat terus buat kita semuanya yaa. Love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.